Lazio Dicap Setara Tim Serie C, Kok Bisa?
Lazio membuka perjalanan mereka di Serie A 2025/2026 dengan hasil mengecewakan. Kekalahan beruntun membuat publik Italia mulai meragukan kualitas tim asuhan Maurizio Sarri. Bahkan sang pelatih sendiri menilai performa Biancocelesti saat ini setara dengan tim Serie C. Pernyataan tersebut sontak mengejutkan banyak pihak, terlebih Lazio merupakan klub besar yang langganan bermain di kompetisi Eropa.
Pada laga terakhir, Lazio harus mengakui keunggulan Como dengan skor 0-2 di Stadio Giuseppe Sinigaglia. Kekalahan ini tidak hanya membuat posisi mereka di klasemen Serie A memburuk, tetapi juga menimbulkan tanda tanya besar mengenai kesiapan tim menghadapi musim panjang. Statistik pertandingan menunjukkan Lazio hanya mampu menguasai bola sebesar 37 persen, angka yang terbilang sangat rendah bagi tim yang biasanya memainkan gaya menyerang berbasis penguasaan bola.
Kekalahan yang Memalukan Bagi Tim Besar
Lazio dikenal sebagai salah satu klub papan atas Serie A. Dengan sejarah panjang, basis suporter yang fanatik, serta materi pemain yang berkualitas, seharusnya mereka mampu bersaing di level tertinggi. Namun, performa di awal musim ini justru memperlihatkan hal sebaliknya. Dari beberapa percobaan tembakan, Lazio kalah jauh dibanding Como. Matteo Guendouzi, gelandang anyar mereka, bahkan hanya mampu melepaskan satu tembakan tepat sasaran, sementara Como berhasil mencatatkan 19 percobaan.
Kondisi ini tentu membuat fans Lazio mulai resah. Mereka mempertanyakan strategi Sarri yang selama ini dikenal dengan filosofi “Sarriball”. Alih-alih menghadirkan permainan cepat dan agresif, Lazio justru tampil pasif, mudah ditekan, dan kesulitan keluar dari tekanan lawan. Tidak heran bila kemudian muncul anggapan bahwa kualitas permainan Lazio sudah menurun drastis hingga disebut selevel tim Serie C.
Maurizio Sarri Mengkritik Keras Timnya Sendiri
Usai pertandingan, Sarri tidak segan melontarkan kritik pedas kepada anak asuhnya. Menurutnya, performa buruk ini bukan sekadar masalah teknis, tetapi juga mental. Ia menilai para pemain Lazio tampil tanpa determinasi, mudah kehilangan konsentrasi, dan tidak memiliki motivasi tinggi untuk membalikkan keadaan. Dalam sebuah wawancara pascalaga, Sarri bahkan menyebut timnya “bermain seperti klub dari divisi bawah”.
Pernyataan ini jelas menjadi alarm keras bagi skuad Lazio. Seorang pelatih biasanya akan melindungi timnya di depan publik, namun Sarri memilih jalan berbeda dengan memberikan kritik terbuka. Hal ini bisa menjadi strategi untuk menggugah semangat para pemain, atau justru menciptakan konflik internal yang lebih dalam jika tidak ditangani dengan baik.
Faktor Penyebab Lazio Terpuruk
Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab keterpurukan Lazio di awal musim ini:
- Transisi skuad yang tidak mulus: Beberapa pemain kunci meninggalkan klub, sementara rekrutan baru belum bisa beradaptasi dengan cepat.
- Kelemahan di lini depan: Lazio kesulitan mencetak gol meskipun memiliki striker berpengalaman. Minimnya kreativitas lini tengah juga membuat serangan mereka tumpul.
- Masalah konsistensi: Tim ini sering bermain bagus di satu pertandingan, tetapi sangat buruk di laga berikutnya.
- Tekanan psikologis: Setelah gagal bersaing di papan atas musim lalu, mental pemain Lazio terlihat rapuh dan mudah goyah ketika menghadapi tekanan lawan.
Dampak Buruk Bagi Lazio di Serie A
Jika tren negatif ini berlanjut, Lazio berpotensi kesulitan bersaing bahkan untuk zona Eropa. Dalam kompetisi seketat Serie A, setiap poin sangat berarti. Kekalahan demi kekalahan akan membuat posisi mereka di klasemen terus merosot. Lebih parah lagi, moral pemain bisa jatuh semakin dalam, membuat tim kehilangan arah permainan.
Kondisi ini juga bisa memengaruhi hubungan internal di klub. Para pemain mungkin mulai meragukan taktik Sarri, sementara manajemen bisa saja mempertimbangkan opsi pergantian pelatih jika hasil buruk tidak segera diperbaiki. Dukungan fans yang selama ini menjadi kekuatan besar bagi Lazio juga berpotensi berkurang jika performa mengecewakan terus berlanjut.
Harapan untuk Kebangkitan
Meski situasi terlihat buruk, peluang Lazio untuk bangkit masih terbuka lebar. Musim Serie A baru saja dimulai, dan masih banyak pertandingan yang bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki posisi. Sarri perlu menemukan formula terbaik dalam meracik strategi, memaksimalkan potensi pemain baru, serta meningkatkan mentalitas tim agar kembali ke jalur kemenangan.
Selain itu, peran manajemen juga sangat penting. Dukungan dalam bentuk perekrutan tambahan, fasilitas latihan yang memadai, serta komunikasi yang baik dengan pelatih dapat menjadi faktor penentu untuk mengembalikan kejayaan Lazio. Suporter pun diharapkan tetap memberikan dukungan penuh agar semangat para pemain tidak padam di tengah kritik yang datang bertubi-tubi.
Kesimpulan
Lazio saat ini tengah berada di titik kritis setelah dicap setara dengan tim Serie C oleh pelatihnya sendiri. Meski terdengar keras, kritik tersebut bisa menjadi pemicu kebangkitan jika ditanggapi dengan serius. Serie A musim 2025/2026 masih panjang, dan Lazio memiliki cukup waktu untuk memperbaiki kesalahan. Tantangan besar menanti, tetapi dengan strategi tepat, disiplin tinggi, dan mentalitas juara, Lazio tetap berpeluang kembali bersaing di papan atas Liga Italia.
Referensi
- The Laziali – Sarri: Lazio Inferior to Como
- OneFootball – Lazio vs Como Report
- Yahoo Sports – Sarri Admits Lazio Weakness
- The Laziali – Analisis Kekalahan Lazio
Baca juga : Resmi! Alejandro Garnacho Gabung Chelsea, Tinggalkan Manchester United